Jumat, 10 Februari 2012

Dulu di Dagadu, kini Wahyu produksi kaus sendiri

Ketika menjadi pegawai, tentunya kita tak sekedar bekerja tanpa menyelami makna dari pekerjaan rutin yang kita lakukan. Setelah menyelami maknanya, maka bisa jadi kita mengetahui seluk beluk dari pekerjaan tersebut yang membuat kita berani untuk keluar dari zona nyaman menuju zona yang penuh tantangan [baca: bisnis]. Seperti yang dilakukan oleh Wahyu yang saya dapatkan dari web peluangusaha.kontan.co.id. di bawah ini.


Menjadi produsen kaus kreatif sejak tahun 2006, Wahyu Lies Sundoro sukses meraup omzet tebal dari ceruk usaha ini. Dalam sebulan, ia dapat memproduksi hingga 5.000 kaus kreatif dengan omzet mencapai Rp 100 juta.

Berkat usaha pembuatan kaus kreatif dengan desain gambar dan kata-kata pelesetan yang sarat pesan moral dan motivasi, Wahyu Lies Sundoro kini menjadi jutawan. Ia sebetulnya sudah tidak asing dengan usaha kaus kreatif. Selama 1999-2004, Wahyu pernah menjadi tim kreatif perusahaan kaus Dagadu di Yogyakarta. Begitu tahu peluang pasar bisnis ini begitu besar, ia memberanikan diri terjun ke bisnis kaus kreatif ini.

Pada 2006, Wahyu mendirikan usaha kaus kreatif bernama Adaideaja™ Corporation yang bermarkas di Colomadu, Surakarta, Jawa Tengah. Saat ini, dalam sebulan, ia mampu memproduksi 3.000-5.000 unit kaus kreatif. "Rata-rata penjualan saya 3.000 kaus per bulan," ungkap Wahyu.

Umumnya, kaus yang diproduksinya adalah kaus khas daerah yang disertai bahasa plesetan dan desain yang unik, sehingga dapat dijadikan suvenir. Misalnya tulisan "Bocor (Bogor) Kota Hujan," dengan desain gambar payung.

Wahyu menjual dua merek kaus, yakni "Tomat" untuk orang dewasa dengan harga Rp 70.000, dan "Papananda" untuk anak enam tahun seharga Rp 45.000 per kaus. Ia mengaku bisa mendapatkan omzet rata-rata Rp 100 juta per bulan, dengan laba bersih 30% dari omzet.

Sebagai produsen, ia hanya melayani pesanan agen yang menjadi mitra usahanya. Saat ini, ia memiliki lebih dari 230 agen di seluruh Indonesia dan beberapa agen di luar negeri, seperti Brunei, Belanda, dan Qatar.

Popular Posts