Sabtu, 31 Maret 2012

1 Menit Rp 1 Juta

Tung Desem Waringin
Motivator. Satu kata yang cukup akrab bagi masyarakat dalam satu dasawarsa terakhir ini. Ada sederet nama yang sering muncul di ranah publik. Baik melalui media seperti televisi, radio, media cetak maupun pertemuan-pertemuan tatap muka dengan audiens.

Sebut saja Christian Andrianto, Hermawan Kartajaya, Gede Prama, James Gwee,Bong Chandra,Krisnamurti, Tung Desem Waringin, Andrie Wongso serta Mario Teguh.

Mereka semua berangkat dari titik yang sama, yakni memotivasi orang untuk menjadi lebih baik. Mario Teguh yang kini sedang naik daun misalnya,melalui website-nya memberikan tips-tips sukses yang inspiratif untuk membangun keluarga yang harmonis dan penuh kasih. Pria berkacama itu itu sering tampil di salah satu televisi nasional dengan sambutan amat hangat.Para motivator memiliki kekhasan sendiri-sendiri.

Christian Andrianto mengaku selalu memegang perkataan Guru Besarnya,Tung Desem Waringin yang mengatakan ”Learn from the best, do the best, work with the best, pray the best, expect the best, miracle happen”. Dia banyak ikut seminar Tung Desem Waringin. Hermawan Kartajaya banyak dikenal dalam dunia marketing dan banyak mengulas strategi pemasaran. Tung Desem Waringin lain lagi. Ia terpilih menjadi salah satu tokoh The Most Powerful People andIdeasinBusiness 2005versisalah majalah bisnis di Indonesia.

Tung Desem Waringin telah berbicara dan menginspirasi lebih dari 100.000 orang di dunia. Sedangkan Andrie Wongso ketika membawakan seminarnya, selalu bersemangat dengan menggunakan tag line andalannya,” Success is my right.” Gede Prama juga punya perjalanan yang hebat. Ia pernah menjadi konsultan manajemen di televisi RCTI dan perusahaan taksi Blue Bird. Dia sering menjadi pembicara publik dan berbicara di berbagai forum, baik skala nasional maupun internasional. Sudah puluhan tulisan motivasi yang keluar dari dirinya,baik lewat buku, internet,dan media cetak. Ya,munculnya para motivator ini lebih disebabkan oleh adanya sebuah pengharapan.

Pengharapan atas apapun. Bisa kebahagiaan, kesukseksesan, kesejahteraan, keberhasilan, kekayaan dan bahkan kekuasaan. Untukpencapaiantujuanitu dibutuhkan sosok yang mampu membimbing, mengarahkan, memberi petunjuk dan nasehat agar yang dikehendaki bisa tercapai. Dan itu semua bisa didapat melalui seorang motivator. Dengan bekal pengalaman yang dimiliki,dan didukung kemampuan persuasif yang mumpuni, para motivator tersebut mampu menumbuhkan keyakinan pendengar atau pemirsanya.

Kemampuan public speakingdari penceramah jiwa ini tak diragukan lagi.Ketika mendengar mereka berceramah seolah terdapat jendela kecil di luar sana yang akan menunjukkan jalan ke arah kesuksesan.Tak hanya melulu bicara hal-hal serius yang memeras otak,di sela- sela pembicaraan mereka terkadang menyematkan sedikit humor penyegar suasana. Dan motivator-motivator seperti mereka juga sudah banyak bermunculan di Kota Surabaya. Salah satu motivator asal Surabaya adalah Johan Yan. Ia mengemukakan ketika kita menyampaikan pengharapan pada seseorang, pada saat itu kita menjalankan fungsi motivator.

Motivasi merupakan kehendak untuk melakukan sesuatu. Sejak dulu manusia sudah memiliki motivasi, misalnya untuk bertahan hidup dari ganasnya alam. ”Namun di era modern seperti saat ini dan kesibukan hari-hari kita menjadi kehilangan motivasi. Ketika perekonomian terpuruk, maka motivasi sangat dibutuhkan,” katanya. Direktur Total Quality ini mengungkapkan dalam dunia motivasi terdapat dua jenis yakni corporate motivator dan personal motivator.Ada empat persoalan yang ditangani corporate motivator.

Antara lain pembenahan keuangan perusahaan; learning and growth yang banyak mengupas peningkatan sumber daya manusia dalam perusahaan; internal bisnis proses yang mencakup sistem dalam perusahaan; dan customer yakni cara membentuk pelanggan dari yang awalnya puas menjadi loyal. ”Coorporate motivatorharus mampu menjamin peningkatan produktivitas dari perusahaan,”katanya. Sedangkan personal motivator hanya membidik pemberdayaan karyawan perusahaan saja. Personal motivator tidak dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengelola keuangan perusahaan.Mereka juga tidak menyentuh soal pelanggan perusahaan.

” Bedanya kalau corporatemotivatoritumemotivasiperusahaan dan apapun yang ada di dalamnya.Sedangkan personal motivator itu, memotivasi perorangan,”terangnya. Saat ini jumlah corporate motivatorlebih kecil dibanding personal motivator. Di Surabaya jumlahnya diperkirakan tidak sampai 10 perusahaan.Sedangkan yang berstatus personal motivator jumlahnya mencapai puluhan. Itulah yang menjadikan bisnis corporate motivator dalam ranah blue ocean.Sedangkan personal motivator sudah red ocean karena sudah banyak pemain di area ini.

Soal tarif,Johan Yan mengaku saat ini dia memiliki klien sebanyak 60 perusahaan. Tarif yang dipatok untuk satu perusahaan bisa mencapai Rp1 miliar, bergantung jenis dan profil perusahaan. Hubungan antara Total Quality dan perusahaan merupakan mitra.Durasi hubungan kerjasama ini bulanan.Personal motivator tidak memiliki klien dan hanya mengadandalkan pendapatan dari penjualan tiketseminar.”Saya pribaditarif yang saya pasang untuk per menit Rp1 juta.

Jadi kalau enam puluh menit, enam puluh juta rupiah. Saya akui motivasi merupakan lahan bisnis yang sangat subur,”papar alumnus Universitas Kristen (UK) Petra ini. Seorang motivator lain Hendri Hartopo mengatakan profesi motivator tak jauh beda dengan artis.Saat ini motivator sudah berubah sedemikian rupa menjadi ajang entertainment. Sehingga sangat wajar jika tarif para motivator cukup mahal seperti halnya mendatangkan artis. Motivator tak hanya dituntut untuk menyampaikan nasehat dan petuahpetuah yang menyejukkan tapi juga harus menghibur.

”Komedian Tukul misalnya dia dibayar mahal karena humor- humornya. Jadi, kalau untuk mengukur tarif motivator sangat sulit tapi memang memang mahal. Di dunia motivator antara pendidikan dan hiburan sudah menyatu. Karena apa yang disampaikan motivator itu juga harus menghibur,” ujar motivator keuangan ini. Dia menambahkan bertumbuhnya bisnis motivasi di Indonesia tak lepas dan keinginan masyarakat untuk belajar.Belajar dalam soal apapun. Baik dalam soal kehidupan atau pekerjaan.

Mayoritas masyarakat dalam era industrialisasi dan modernisasi seperti sekarang membutuhkan hasil instan. Misalnya beli properti tanpa uang atau kaya hanya dalam hitungan hari dan lain sebagainya. Maka munculah pelatihan dan seminar untuk mewujudkan keinginan tersebut.

”Di Indonesia, peran edukasi pada masyarakat tidak dilakukan pemerintah.Sehingga,peran ini diambil oleh swasta melalui pelatihan dan seminar tentang motivasi,”paparnya. lukman hakim, seputar-indonesia.com

Popular Posts